Sunday, December 14, 2008

Nada Dan Lifi (Seri 2)

Maka menangkanlah wanita yang mempunyai agama, engkau akan beruntung

Tok…tok….
“Fi…..udah mau berangkat belon, aku masuk yaa” teriak Haris sambil mengetuk pintu

“udah ka..masuk aja, ngga di kunci kok” balas Lifi dari balik tembok kamarnya

Haris masuk ke kamar lifi dan langsung bertanya ”eh kamu udah nanya ke temenmu?”

Lifi yang sudah siap berangkat ke kantor dengan mengenakan stelan blouse dengan jilbab panjang tampak heran “tanya apa ka?”

“ya….pasti lupa deh…..itu loh, lowongan kerja di tempat temenmu, siapa namanya?

”Astaghfirullah.., sori ka, semalem aku ketemu nada, tapi lupa nanyain, insya allah ntar malem deh!”

”ooo...Ya udah, aku tunggu di depan ya Fi, ntar malem aku smsin deh supaya kamu inget” kata Haris, sambil meninggalkan kamar Lifi.

”iya...ka” jawab Lifi singkat.

Setelah menutup pintu kamar, Lifi bergegas ke teras rumah, disana Haris sudah menunggu sambil memanaskan motor bebek keluaran tahun 2000 yang ia beli sebulan yang lalu.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tua, kedua kakak beradik itupun berlalu menuju terminal Depok.

Setibanya di terminal Depok, merekapun berpisah, Lifi meneruskan perjalanannya menuju kantor dengan menumpang Bus jurusan Depok-Kota, sedangkan Haris kembali kerumah dengan motornya tersebut.

”Duh jadi ga enak nih ama ka Haris, mmfh..mudah-mudahan entar malem aku ga lupa bilang ke nada, kasihan ka Haris sebulan ini dia udah nganggur dirumah, Ya Allah mudah-mudahan engkau memberikan ketabahan kepada Ka Haris” kata Lifi dalam hati ketika ia melihat motor Haris melaju semakin jauh dari jendela busnya.

Haris adalah kakak pertama Lifi, usia mereka selisih tiga tahun, sudah satu bulan ini kegiatan Haris setiap pagi mengantar adiknya itu, sepulang dari mengantar adiknya ia lalu mengantar Ibunya ke Pasar, cari lowongan di koran, pergi ke mesjid dan begitu seterusnya

Haris bukanlah tidak mau bekerja lagi, setelah ia resign dari tempatnya bekerja ia sudah mencoba lagi untuk melamar di beberapa perusahaan, namun di usia yang saat ini menginjak kepala tiga tidaklah mudah mendapat pekerjaan lagi, bahkan panggilan interviewpun sampai saat ini belum ada.


Tiga hari yang lalu Lifi mendapat kabar bahwa diperusahaan ditempat Nada bekerja sedang ada lowongan sebagai manajer, hal inipun segera di informasikan kepada Haris.

Betapa semangatnya Haris ketika itu, surat lamaran dan dokumen pelengkapannya sudah dipersiapkan mulai cari CV, copy Ijazah dan lain-lainnya, oleh karena itulah Lifi merasa sangat bersalah ketika ia lupa menanyakan kepada Nada.

Lifi memang sengaja tidak ingin menanyakannya melalui sms atau ponsel saat ini, sebab ia ingin tanya secara rinci mengenai syarat lamaran serta bercerita tentang kondisi prestasi masa lalu kakaknya.

Cerita Haris tiga tahun yang lalu

Jauh kebelakang, tepatnya tiga tahun yang lalu kisah Haris dimulai, berawal ketika Haris menyatakan akan menikah dengan teman satu kampusnya, Naula namanya, gadis cantik yang lahir dan berdomisili di kota yang terkenal dengan panganan khasnya gudeg ini pernah menjadi foto model di kala SMA dulu, dia dilahirkan dari keluarga pengacara, ayahnya dan kedua pamannya adalah seorang pengacara.

Haris mengenal Naula ketika mereka sama-sama satu kampus di salah satu Universitas di Yogyakarta, mereka bertemu saat masa orientasi dimana Haris yang saat itu baru masuk, di ospek oleh Naula yang saat itu menjadi panitia ospek tersebut, meskipun usia Naula satu tahun diatas Haris, namun hal ini tidaklah menjadi penghalang bagi rasa cinta mereka berdua.

Pokoknya Cantik dan tajir deh….komentar itulah yang kerap terdengar ketika Haris menceritakan mengenai calon istrinya tersebut kepada keluarga.

”Sholatnya gimana ka?”
pertanyaan ini pernah dilontarkan oleh Lifi, ketika ia mengetahui bahwa calon kakak iparnya ini sering mengenakan pakaian yang sexy-sexy, namun Haris justru mengatakan bahwa hal ini adalah masalah gampang, sebab nanti jika sudah nikah, pasti mudah merubahnya.

Saat itu Lifi menasehati untuk tidak memandang wanita hanya dari kecantikan fisik dan kekayaannya, tapi juga dari sisi Agama dan kecantikan dari dalamnya atau inner beauty. Namun apalah arti nasihat dari adiknya ini, Lifi yang saat itu masih satu tahun duduk dibangku D3 tidak pernah digubris.

Sedangkan kedua orangtua tentu sangat setuju, restu serta full-support diberikan atas pernikahan putra pertama mereka, sebab memang dari kacamata duniawi, tidak ada “cacat” yang terlihat dari sang pujaan hati anaknya itu.

Singkat kata pernikahanpun digelar, jarak Depok-Yogya bukanlah penghalang, bahkan tetangga satu gang mereka (kira-kira satu gang 20 Kepala Keluarga) untuk Ibu dan Bapaknya diundang dan diberikan fasilitas transportasi serta penginapan gratis guna mengiringi dan menemani undangan calon pengantin ini.

Suksesi acara pernikahan pun digelar, seluruh acara nyaris bisa dikatakan lancar dan sukses, sungguh terasa aura kebahagiaan dari senyum mereka berdua, seluruh keluarga besarpun sangat bahagia dan bangga atas perhelatan perdana bagi kedua mempelai.

Sesudah acara selesai mereka berdua memutuskan untuk tetap tinggal di rumah yang sudah disediakan oleh orang tua Naula di Yogyakarta, Kota dimana Haris pun bekerja di salah satu Hotel bintang lima disana.

Sembilan bulan sudah usia pernikahan mereka, Bahtera kehidupan Haris-Naula sepanjang kabar yang disampaikan pertelpon kepada keluarga Haris di Depok adalah kabar bahagia, seluruh anggota keluarga menyimpulkan hampir tanpa kerikil kehidupan terlihat pada kehidupan mereka, bahkan ketika mereka dikaruniai debut anak perempuan, keduanya makin tampak mesra, ditambah lagi ketika sang istri diterima bekerja di Bank Indonesia (BI) sedangkan Haris diangkat sebagai manajer di Hotel tempatnya bekerja….sempurna sudah kesuksesan mereka, rumah dan kedua mobilpun kini mereka miliki sendiri.

Ayah dan Ibu Haris pun sangat bangga pada anaknya yang satu ini, sebab memang diantara ketiga anaknya yang lain, hanya Haris-lah yang sudah bisa hidup mandiri, lepas dari orang tua dengan segudang kenikmatan duniawi.

Tahun Pertama Sesudah Pernikahan

Ternyata kacamata sukses yang selama ini terlihat dan tergambar diatas tidaklah seindah yang dipikir keluarga.

Ketika usia buah hati Haris saat itu masih 6 bulan, kehidupan Haris mulai berubah, dimulai dari sang Istri yang sering pulang sampai larut malam, bahkan dengan alasan dinas keluar kota, tidak pulang pun sudah menjadi hal yang biasa bagi Ibu muda yang gemar mengenakan jeans pinsil ini, sifatnya mendadak menjadi pemarah dan sensitif, karirnya yang melesat, penghasilan yang lebih tinggi dari suaminya serta pergaulannya dengan teman kantor yang tanpa batas adalah pemicu utama perubahan ini.

Jangankan merubah cara berpakaian seperti yang pernah di sepelekan oleh Haris, bahkan saat ini mukena pun jarang digunakan lagi.

”ternyata tidak mudah merubah orang, meskipun kita sudah mengikatnya” sesal Haris ketika mengetahui bahwa istrinya juga tidak berpuasa Ramadhan meski sedang tidak ada halangan.

Keluarga Haris di Depok tidak mengetahui akan hal ini, sebab memang Haris tidak ingin masalah ini di ketahui oleh Keluarganya di sana.

Tahun Ke-2 sesudah pernikahan

Ketika lebaran tiba orang tua Haris mulai mengetahui bahwa sesuatu pasti terjadi pada rumah tangga Haris, sebab ia datang ke rumah hanya ditemani oleh mobil eropa miliknya, tanpa istri dan anak.

Awalnya Haris berusaha menutupi apa yang terjadi pada dirinya, namun Ibunya dengan naluri keibuannya mengetahui bahwa sesuatu pasti telah terjadi melalui sikap dan bathin yang diekspresikan dengan gaya bicara Haris, dan yang lebih mengejutkan lagi bahwa rumah hasil kerja keras Haris selama ini, ternyata sudah dijual oleh istrinya, alasannya untuk membantu usaha bisnis keluarga Naula yang katanya sedang mengalami krisis, kini mereka menempati lagi Rumah yang dibelikan oleh orang tua Naula.

Lebaran telah berlalu, meskipun Haris masih banyak menutupi masalah yang dihadapinya namun keluarga merasa berat berpisah dengan haris kali ini, mungkin karena mereka tahu bahwa seluruh masalah sedang menanti di rumah yang dulu pernah dibilangnya sebagai rumahku surgaku oleh Haris.

Ternyata kekhawatiran ini sangatlah beralasan, tiga bulan setelah haris meninggalkan tanah kelahirannya, Ayah Haris ditelpon oleh besannya bahwa mereka akan menuntut cerai Haris, sebab katanya Naula memergoki Haris sedang berduaan dengan wanita lain, bahkan mereka memiliki foto-foto bukti perselingkuhan mereka.

Setelah keluarga Haris mendapat kabar burung ini, mereka pun segera mengkonfirmasikan hal ini ke Haris, lain versi Naula, lain pula cerita versi Haris, menurut Haris ia tidak pernah melakukan apa yang difitnahkan oleh istrinya itu, namun ia memang mengakui bahwa ia kepergok sedang jalan dengan teman wanita sekantornya, tapi wanita itu bukanlah selingkuhannya, ia hanya teman biasa yang kebetulan sedang mendapat tugas bareng meeting dengan klien, sedangkan mengenai foto-foto itupun juga benar adanya, namun sekali lagi ia katakan bahwa wanita yang ada dalam foto itu adalah hanya sebatas teman kantor dan tak lebih, bahkan justru menurut Haris, ada skenario yang sedang dijalankan oleh Istri dan keluarga istrinya tersebut, terbukti dari hasil foto-foto yang katanya sempat beredar di internet, merupakan hasil foto yang sangat profesional sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh orang yang memfoto bisa membahasakan bahwa dirinya memang ada affair.

Selain itu pula Haris mendapati sms-sms mencurigakan dari nomor tak dikenal yang tersimpan dalam HP istrinya, mulai dari kata-kata ”sayang kamu lagi ngapain” hingga pertanyaan ”kapan kamu bercerai ?”.

Haris memang pernah menanyakan hal ini kepada istrinya, tapi justru istrinya dengan santai menjawab ”walah mas gitu aja curiga...bahasa sayang-sayangan itu biasa di kantor ku, justru kamu yang keliatan terang-terangan selingkuh di depan mata”

Akhirnya sidang perceraian pun digelar, Istri Haris yang telah berkolaborasi dengan ketiga pengacaranya dan kebetulan memang masih family memang sangat lihai, sehingga dengan sangat mudah tuntutan kepemilikan berupa seluruh harta gono-gini serta hak asuh atas anak adalah jatuh ketangan sang Istri.

Keputusan pengadilan yang ia terima itu sangat menyakitkan, ditambah lagi isu yang beredar dilingkungan kantor mengenai perselingkuhannya dengan mitra kerjanya menambah sempit dunia yang kini dihadapinya.

Tahun Ke-3 setelah pernikahan

Selanjutnya Haris memutuskan untuk hijrah, mengundurkan diri dengan meninggalkan gaji dan jabatannya yang pernah dirintisnya dari nol, meninggalkan rumah, anak, istri serta seluruh kenangan di kota budaya yang terkenal dengan jalan malioboronya.

Haris kembali ke rumah orang tuanya di Depok dengan tangan kosong, hanya pakaian yang menempel di tubuhnya yang tersisa sebab ketika keputusan pengadilan menyatakan kemenangan bagi Naula, sejak itu pula Haris dilarang oleh Naula menginjakkan kaki di kediamannya.

Rahasia dibalik peristiwa ini masih misteri, skenario yang di jalankan oleh Naula dan tim suksesnya belum dapat diketahui, Haris pun kini tinggal bersama keluarganya lagi, meniti hidup baru, melangkah bersama mencari hikmah dibalik kenyataan yang diberikan Allah kepada dirinya.

(Bersambung)

(Qs. AN Nuur 26.) Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)

Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, al-Nasa’i, Abu Dawud Ibn Majah Ahmad ibn Hanbal, dan al-Darimi dalam kitabnya, dari sahabat Abu Hurairah ra :
Perempuan dinikahi karena empat faktor. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka menangkanlah wanita yang mempunyai agama, engkau akan beruntung.

(Al Furqaan 74.) Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. http://www.alifiarahmany.blogspot.com/


Artikel Terkait



3 comments:

Mohamad Nafis said...

Kebenaran akan selalu terungkap, sesungguhnya Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Cerita yang bagus dan menyentuh nih

Anonymous said...

Sedih banget,gimana kalau seandai nya saya seperti haris. Mungkin saya akan kecewa banget udah kenal sama cewe yg nama nya naula. Kasian haris

phiena-venus said...

Sedih sekali..
sambungannya kapan nih, jadi penasaran

Post a Comment